Minggu, 10 November 2019

Epipogium roseum


Epipogium roseum (D.Don) Lindl., J. Proc. Linn. Soc., Bot. 1: 177 (1857).


Bulan Nopember , dan selalu saya jumpai di hutan di bulan nopember , diman bulan nopember sudah seperti sebuah alarm untuk anggrek ini bangun dan menampakkan tangkai bunganya, iya... hanya tangkai dan bunganya yang selalu di tampakkan. Merupakan anggrek yang tidak berdaun dan tidak berbatang, lalu dari mana ia bisa melakukan fotosintesis? cara hidupnya yang  Holomycotrophic rhizome geophyte, mendapatkan nutrisi makanan dengan bersimbiosis dengan akar tanaman lain, saling menguntungkan... jadi sudah nggak perlu berdaun lagi dan bergantung pada tanaman lain yang akarnya sampai di sekitarnya.

tinggi tangkai bunga kurang lebih 20-30cm
Beberapa yang saya amati, tanaman ini hanya hidup sampai 1 siklus saja, dimana tumbuh dari biji san membentuk umbi sesampainya umbi dewasa ia mengeluarkan tangkai bunga, berbunga, dan menjadi buah, tidak sampai 2 minggu buah sudah masak,  pecah sehingga bijinya berhamburan mencari tempat baru untuk tumbuh dan Umbi kebanyakan menjadi kempes/dimakan larva hewan. Tidak tumbuh bunga lagi... tidak seperti type anggrek lain..

umbi, cadangan nutrisi saat dorman

Anggrek ini ditemukan hampir diseluruh asia & afrika, di indonesia sendiri ditemukan hampir diseluruh pulau di indonesia: kalimantan, jawa, flores, maluku, sulawesi, papua. Tumbuh pada ketinggian 100 sampai 2000 dpl. 

Pertama kali di publikasi sebagai Limodorum roseum D.Don, Prodr. Fl. Nepal.: 30 (1825)., sesampainya genus Limodorum masuk dalam penggolongan Genus  Epipogium roseum (D.Don) Lindl., J. Proc. Linn. Soc., Bot. 1: 177 (1857). Sampai sekarang

 
umbinya selalu berada dekat dengan akar tanaman lain

Bunga putih sedikit kecoklatan, tinggi sekitar 1 jengkal, umbi sebesar jempol kaki.
Bunga yang tiba-tiba muncul ke permukaan & berwarna putih, sepatutnya bisa dinamakan pula sebagai anggrek hantu.. ha..ha..ha...